Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
BPS ungkap Oktober selalu alami inflasi bulanan, kecuali pada 2022
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-09 17:27:32【Kabar Kuliner】800 orang sudah membaca
PerkenalanPramuniaga melakukan siaran langsung penjualan perhiasan emas di sebuah gerai di Kota Malang, Jawa T

Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengangakan bahwa inflasi bulanan secara konsisten terjadi setiap Oktober selama empat tahun terakhir, kecuali pada Oktober 2022.
“Secara historis, pada setiap Oktober sejak 2021 hingga 2025 ini mengalami inflasi, kecuali pada Oktober 2022 yang mengalami deflasi,” kata Pudji Ismartini di Jakarta, Senin.
Ia mengangakan bahwa inflasi pada Oktober 2025 menjadi yang tertinggi dibandingkan tingkat inflasi pada Oktober 2021-2024, mencapai 0,28 persen month-to-month(mtm).
Ia juga mengangakan tingkat inflasi tersebut disumbangkan oleh emas perhiasan (0,21 persen), cabai merah (0,06 persen), telur ayam ras (0,04 persen), daging ayam ras (0,02 persen), serta wortel (0,01 persen).
Sementara itu, BPS mencatat inflasi bulanan pada Oktober 2021 mencapai 0,12 persen mtm, yang dipicu oleh kenaikan harga cabai merah dan minyak goreng yang memiliki andil inflasi masing-masing sebesar 0,05 persen.
Tarif angkutan udara juga berkontribusi terhadap inflasi pada bulan tersebut sebesar 0,03 persen, daging ayam ras sebesar 0,02 persen dan rokok kretek filter sebesar 0,01 persen.
Setahun kemudian, pada Oktober 2022, justru terjadi deflasi sebesar 0,11 persen mtm. Namun, sejumlah komoditas masih memberikan andil inflasi, seperti beras dan bensin masing-masing sebesar 0,03 persen, serta tukang bukan mandor, bahan bakar rumah tangga, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen.
Pudji mengangakan tren inflasi kembali muncul pada Oktober 2023 dengan tingkat inflasi 0,17 persen mtm dengan beras, bensin, cabai rawit, tarif angkutan udara, dan cabai merah menjadi pendorong utama.
Ia juga mengangakan masing-masing komoditas berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,06 persen, 0,04 persen, 0,03 persen, 0,02 persen, dan 0,01 persen.
Sementara itu, pada Oktober 2024, inflasi tercatat sebesar 0,08 persen mtm yang disumbangkan oleh kenaikan harga emas perhiasan dengan andil 0,06 persen, daging ayam ras 0,04 persen, bawang merah 0,03 persen, serta tomat dan nasi dengan lauk masing-masing 0,02 persen.
“Dan berdasarkan historis, di setiap Oktober dari 2021 hingga 2025 (kecuali pada 2022), komoditas yang menyumbang inflasi umumnya merupakan komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dan merupakan komoditas komponen harga bergejolak,” ujar Pudji.
Suka(313)
Artikel Terkait
- Daftar makanan tinggi protein untuk bulking dan pembentukan Otot
- Gaya hidup modern picu lonjakan risiko diabetes
- UNRWA: 300.000 siswa di Jalur Gaza akan kembali bersekolah
- Stafsus DKI tegaskan komitmen Pemprov jaga kualitas lingkungan
- BGN beri bimbingan teknis kepada penjamah makanan di Lampung
- Kemlu upayakan WNI kabur dari sentra online scam Kamboja dipulangkan
- BKSDA Sampit lepas liarkan lutung diduga korban tabrak lari
- Perkuat kualitas MBG, Pemkab latih petugas penjamah makanan
- KPK tangkap Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dalam OTT
- Wajah baru TNI setahun di bawah kepemimpinan Prabowo
Resep Populer
Rekomendasi

Dari PPKD Jaksel menuju ke Negeri Sakura

Polda Sulteng bekali 26 personel pelatihan DVI dan keamanan pangan

Perpres Tata Kelola MBG tetapkan larangan masak sebelum pukul 12 malam

Radiasi UV semakin tinggi, ini imbauan BMKG beserta pencegahannya

SPPG Mabes Polri di Rejang Lebong Bengkulu jamin keamanan pangan MBG

Polda Sulteng bekali 26 personel pelatihan DVI dan keamanan pangan

Huawei rilis Nova Flip S,ponsel lipat paling ramah di kantong versinya

Ingin gula darah stabil? Ini cara mengolah nasi putih agar tetap sehat